PROFIL KABUPATEN WONOSOBO
Lambang Kabupaten Wonosobo Moto: ASRI (Aman, Sehat, Rapi, Indah) |
|
Dasar hukum
|
UU No. 13/1950
|
Tanggal
|
-
|
Pemerintahan
|
|
- Bupati
|
Kholiq Arif
|
- DAU
|
Rp. 665.548.034.000.-(2013)[1]
|
Luas
|
984,68 km2
|
Populasi
|
|
- Total
|
810.000 jiwa (2009)
|
- Kepadatan
|
822,6 jiwa/km2
|
Demografi
|
|
0286
|
|
Pembagian administratif
|
|
15
|
|
265
|
|
- Situs web
|
Kabupaten Wonosobo adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah.
Ibukotanya adalah Wonosobo. Kabupaten ini berbatasan
dengan Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Magelang di timur, Kabupaten Purworejo di selatan, Kabupaten
Kebumen dan Kabupaten Banjarnegara di barat,
serta Kabupaten Batang dan Kabupaten Kendal di
utara.
Kabupaten Wonosobo berdiri 24 Juli 1825 sebagai
kabupaten di bawah Kesultanan Yogyakarta seusai pertempuran
dalam Perang Diponegoro. Kyai Moh. Ngampah, yang
membantu Diponegoro, diangkat sebagai bupati pertama dengan gelar Kanjeng Raden
Tumenggung (K.R.T.) Setjonegoro.
·
Sejarah Wonosobo
Berdasarkan cerita rakyat, pada awal abad
ke-17 tersebutlah 3 orang pengelana masing-masing bernama Kyai Kolodete, Kyai
Karim dan Kyai Walik, mulai merintis pemukiman yang diketahui saat ini bernama
Wonosobo. Selanjutnya, Kyai Kolodete bermukim di Dataran Tinggi Dieng, Kyai
Karim bermukim di daerah Kalibeber dan Kyai Walik bermukim di sekitar Kota
Wonosobo sekarang.
Dikemudian hari, dikenal beberapa tokoh
penguasa daerah Wonosobo seperti Tumenggung Kartowaseso sebagai penguasa daerah
Wonosobo yang pusat kekuasaannya di Selomanik. Dikenal pula tokoh yang bernama
Tumenggung Wiroduta sebagai penguasa Wonosobo yang pusat kekuasaannya di
Pecekelan-Kalilusi, yang selanjutnya dipindahkan ke Ledok, Wonosobo, atau
Plobangan saat ini.
Salah seorang cucu Kyai Karim juga disebut
sebagai salah seorang penguasa Wonosobo. Cucu Kyai Karim tersebut dikenal
sebagai Ki Singodewono yang telah mendapat hadiah suatu tempat di Selomerto
dari Keraton Mataram serta diangkat sebagai penguasa daerah ini namanya diganti
menjadi Tumenggung Jogonegoro. Pada masa ini pusat kekuasaan dipindahkan di
Selomerto. Setelah meninggal dunia, Tumenggung Jogonegoro dimakamkan di desa
Pakuncen.
Selanjutnya pada masa Perang Diponegoro (
1825 - 1830 ) , Wonosobo merupakan salah satu basis pertahanan pasukan
pendukung Diponegoro. Beberapa tokoh penting yang mendukung perjuangan
Diponegoro adalah Imam Misbach atau kemudian dikenal sebagai Tumenggung
Kertosinuwun, Mas Lurah atau Tumenggung Mangkunegaraan, Gajah Permodo dan Kyai
Muhamad Ngarpah.
Dalam pertempuran melawan Belanda, Kyai
Muhamad Ngarpah berhasil memperoleh kemenangan yang pertama. Atas keberhasilan
itu, Pangeran Diponegoro memberikan nama kepada Kyai Muhamad Ngarpah dengan
nama Tumenggung Setjonegoro. Selanjutnya Tumenggung Setjonegoro diangkat
sebagai penguasa Ledok dengan gelar nama Tumenggung Setjonegoro.
Eksistensi kekuasaan Setjonegoro di daerah
Ledok ini dapat dilihat lebih jauh dari berbagai sumber termasuk laporan
Belanda yang dibuat setelah Perang Diponegoro berakhir. Disebutkan pula bahwa
Setjonegoro adalah bupati yang memindahkan pusat kekuasaan dari Selomerto ke
daerah Kota Wonosobo saat ini.
Dari hasil seminar Hari Jadi Wonosobo 28
April 1994, yang dihadiri oleh Tim Peneliti dari Fakultas Sastra UGM, Muspida,
Sesepuh dan Pinisepuh Wonosobo termasuk yang ada di Jakarta, Semarang,
Yogyakarta, Pmpinan DPRD dan Pmpinan Komisi serta Instansi Pemerintah Wonosobo
yang telah menyepakati Hari Jadi Wonosobo jatuh pada tanggal 24 Juli 1825
·
Etimologi
Kata Wonosobo berasal
dari bahasa Jawa: Wanasaba,
yang secara harafiah berarti: "tempat berkumpul di hutan".
Bahasa Jawa sendiri mengambilnya dari bahasa Sanskerta: vanasabhā yang
artinya kurang lebih sama. Kedua kata ini juga dikenal sebagai dua buku
dari Mahabharata:
"Sabhaparwa" dan "Wanaparwa".
·
Geografi
Sebagian besar wilayah Kabupaten Wonosobo adalah
daerah pegunungan. Bagian timur (perbatasan dengan Kabupaten Temanggung) terdapat dua gunung
berapi: Gunung Sindoro (3.136 meter) dan Gunung Sumbing (3.371
meter). Daerah utara merupakan bagian dari Dataran Tinggi Dieng, dengan puncaknya Gunung Prahu (2.565
meter). Di sebelah selatan, terdapat Waduk Wadaslintang.
Ibukota Kabupaten Wonosobo berada di
tengah-tengah wilayah Kabupaten, yang merupakan daerah hulu Kali Serayu.Wonosobo dilintasi
jalan provinsi yang menghubungkan Semarang-Purwokerto.
·
Pariwisata di Wonosobo
Wisata Alam
Tempat wisata alam di
Kabupaten Wonosobo adalah:
Wisata Keluarga
Wonosobo sangat minim wisata keluarga. Tidak ada tempat wisata
yang benar-benar dikelola dengan baik. Nampaknya Pemerintah Daerah perlu
bekerja sama dengan pihak swasta agar bermunculan tempat wisata menarik di
Kabupaten Wonosobo.
Tempat wisata keluarga di Kabupaten Wonosobo antara lain adalah:
6. Pemandian Air panas kebondalem
Sukorejo
·
Sekolah Favorit di kota Wonosobo
Perguruan tinggi
ü Universitas
Sains Al-Quran Wonosobo
ü Akademi
Keperawatan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Sekolah menengah atas
ü SMA NU
Kejajar
ü SMA 2
Wonosobo
ü SMA 1
Mojotengah
ü SMA 1
Kaliwiro
ü SMK
Wiratama 45.1 Wonosobo
ü SMA NU
Kejajar, Wonosobo
ü SMK
Negeri 2 Wonosobo
ü MAN
Wonosobo
ü SMA
Islam Wonosobo
ü MA
Negeri Kalibeber
ü SMA
Takhassus Al Qur'an Mojotengah
Sekolah menengah pertama
ü SMP
Negeri 1 Wonosobo
ü SMP
Negeri 2 Wonosobo
ü SMP
Negeri 3 Wonosobo
ü SMP
Negeri 1 Mojotengah
ü SMP
Negeri 2 Selomerto
ü SMP
Negeri 1 Kertek
ü SMP
Negeri 5 Wonosobo
ü El-Savino
School
ü SMP
Bakti Mulia Wonosobo
ü SMP
Muhammadiyah 1 Wonosobo
ü SMP
Negeri 3 Wonosobo
ü SMP
Negeri 1 Leksono
ü SMP
PGRI Leksono
ü MTs
Maarif Garung
ü SMP
Islam Wonosobo
ü SMPIT
Insan Mulia Wonosobo
ü SMP
Maarif Kertek
ü SMP
Takhassus Al Qur'an Mojotengah
ü SMP
Negeri 2 Garung alamat desa Tegalsari, kecamatan Garung
ü SMP
Negeri 1 Garung
ü SMP
Negeri 1 Kejajar
ü SMP
Ma'arif Mlandi
ü SMP
Negeri 2 Kalikajar
ü SMP 1
Muhamadiyah Wonosobo
ü SMP
Negeri 1 Watumalang
Sekolah dasar
ü SD
Negeri 1 Wonosobo
ü SD
Negeri 2 Wonosobo
ü SD
Negeri 3 Wonosobo
ü SD
Negeri Sambek Wonosobo
ü MI
Ma'arif Jojogan Kejajar Wonosobo
ü SD
Negeri 4 Wonosobo
ü SD
Negeri 5 Wonosobo
ü SD
Negeri 6 Wonosobo
ü SD
Negeri 7 Wonosobo
ü SD
Negeri 8 Wonosobo
ü SD
Negeri 9 Wonosobo
ü SD
Negeri 10 Wonosobo
ü SDIT
Insan Mulia Wonosobo
ü SD
Muhammadiyah Sudagaran Wonosobo
ü SD
Negeri 1 Wadaslintang
ü MI
Ma'arif Manggisan
ü MI
Ma'arif Kliwonan Wonosobo
ü SD
Al-Madina Wonosobo
·
Kuliner khas Wonosobo
Masakan
Kabupaten Wonosobo memiliki beberapa masakan khas, yaitu:
1. Mi Ongklok, adalah masakan khas Kabupaten
Wonosobo yang terbuat dari bahan mi kering atau mi basah yang direbus dan
diberi tambahan berupa sayur kubis yang dicampur adukkan ( di ongklok ) di
dalam panci rebus, dan setelah matang, ditambahkan dengan tepung kanji masak (
biasanya berwana coklat ) sebagai penyedap masakan dan biasanya dapat disantap
dengan dilengkapi sate ayam.
2. Sego
Megono, adalah masakan khas Kabupaten Wonosobo yang dibuat dari nasi
yang dicampur dengan sayuran dan juga ikan teri, masyarakat Wonosobo pada
umumnya menyebut Segu Megono dengan nama " Sego Reged " yang berarti
nasi yang kotor karena terdapat campuran sayur dan juga ikan teri di dalamnya.
Minuman
Kabupaten Wonosobo memiliki beberapa makanan khas, yaitu:
Jajanan
Kabupaten Wonosobo memiliki beberapa jajanan khas, yaitu:
Cendera mata
Kabupaten Wonosobo memiliki beberapa oleh-oleh khas, yaitu:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar